☔ Jayakarta Sebagai Vasal Kerajaan Banten Dibawah Pemerintahan

Meskisudah jauh menurun, Aceh masih bertahan lama menikmati kedaulatannya dari intervensi kekuasaan asing. Padahal kerajaan-kerajaan Islam lainnya, seperti Minangkabau, Jambim Riau, dan Palembang tidak demikian. Di Jawa, pusat kerajaan Islam sudah pindah dari pesisir ke pedalaman, yaitu dari Demak ke Pajang kemudian ke Mataram. 1322- Sida Arif Malamo naik tahta. Pada masa pemerintahannya, pedagang-pedagang mancanegara (Cina, Arab, Gujarat) dan Nusantara (Jawa, Makassar, Melayu) mulai berdatangan ke Maluku dan mendirikan pos-pos dagang di Ternate, Tidore, dan Makian. Sida Arif Malamo memanfaatkan hal ini untuk memajukan Kerajaan Gapi. Orangorang Banten yang fanatik menganggap orang-orang Belanda adalah kelompok kafir yang akan merusak kehidupan agama mereka. Hubungan antara Kerajaan Banten dan VOC lebih gawat lagi ketika kerajaan itu diperintah oleh Sultan Abdulfatah. Abdulfatah yang dikenal gelarnya Sultan Ageng Tirtayasa (1650-1682). Viewkerajaan AA 1IMAM XI IIS 2 KERAJAAN BANTEN 1) Sejarah Kerajaan Banten Berdirinya kerajaan ini atas inisiatif SunanGunung Jati pada 1524bsetelah sebelumnya mengislamkan Cirebon. Study Resources. Main Menu; by School; by Literature Title; by Subject; Textbook Solutions Expert Tutors Earn. SejarahKerajaan Jenggala: Prasasti, Peninggalan, & Silsilah Raja. Namun, di bawah pemerintahan Rakeyan Panaraban, Sunda-Galuh kembali terpecah. Pada 739 M, Panaraban membagi kekuasaan kepada kedua putranya, yaitu Sang Manarah yang berkuasa di Kerajaan Galuh dan Sang Bangga yang mendapatkan singgasana Kerajaan Sunda. Bagirakyat, hak ini menjadi ancaman yang mematikan harapan akan kelebihan sumber penghasilan. Kebijakan VOC Belanda berikutnya adalah kewajiban untuk menyerahkan hasil bumi seperti lada, kayu manis, beras, ternak, nila, gula dan kapas. Kebijakan VOC Belanda juga menerapkan Prianger Stelsel sejak 1723, aturan yang mewajibkan rakyat Priangan Padakesempatan sebelumnya, Admin telah membagikan r angkuman Materi Sejarah Kelas 10 Bab 2 : Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Buddha). Pada kesempatan kali ini, Admin akan membagikan materi baru nih. Yaitu rangkuman Materi Sejarah Kelas 10 Bab 3 : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara. Dengansegala ciri-ciri kerajaan maritim yang diperlihatkan Banten, tentu mudah juga dipahami kalau di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683), seorang ulama besar yang berasal dari Makassar, Syekh Jusuf al Makasari, bukan saja tertarik untuk mendatangi Banten, tetapi bisa merasakannya sebagai negeri sendiri. KerajaanBanten: sejarah, kejatuhan, raja, silsilah, masa kejayaan. Pada awal abad ke-16, Kerajaan Hindu Pajajaran memiliki kota-kota penting seperti Sunda Kelapa (Jakarta), Banten dan Cirebon. Kerajaan Pajajaran bekerja dengan pemerintah Portugis untuk memungkinkan Portugis membangun benteng dan kantor perdagangan di sini. SugpwR. Jaya Karta sebagai Vasal kerajaan Banten di bawah pemerintahan? Pangeran sollahudin Pangeran Abdul Kohar Pangeran Wijaya Kusuma Pangeran Wijaya Krama Aria Ranamanggala Jawaban B. Pangeran Abdul Kohar Dilansir dari Encyclopedia Britannica, jaya karta sebagai vasal kerajaan banten di bawah pemerintahan pangeran abdul kohar. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Strategi perlawanan bangsa Indonesia sejak abad ke 16 hingga abad ke 18 adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Jakarta - Kerajaan Banten meliputi wilayah sebelah barat Pantai Jawa sampai Lampung. Kerajaan ini didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung terbentuknya Kerajaan Banten seperti dikutip dari Buku Intisari SKI Sejarah Kebudayaan Islam oleh Siti Wahidoh, yakni Syarif Hidayatullah mengusai bagian barat Pantai Utara Jawa pada tahun 1526. Hal ini untuk menundukkan Kerajaan Pajajaran. Daerah Kerajaan Banten menjadi batu loncatan untuk menguasai Pajajaran dari barat ke Banten dijadikan basis penyerangan Kerajaan Demak dan Cirebon untuk menguasai Kerajaan Pajajaran dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Penyerangan ke Kerajaan Pajajaran dilakukan karena penolakan Kerajaan Pajajaran atas penyebaran agama Islam dan menolak mengakui Kerajaan Demak atas Pajajaran. Meskipun Pelabuhan Sunda Kelapa dikuasai pada tahun 1527 M, namun Kerajaan Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Demak. Ketika Sultan Hadiwijaya berkuasa di Demak, Kerajaan Banten menjadi kesultanan yang merdeka dari Kerajaan Demak. Raja pertamanya yakni putra Syarif Hidayatullah, Maulana masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, penyiaran agama Islam dan hubungan perdagangan berkembang luas. Penguasaan Kerajaan Banten atas Lampung dan Selat Sunda sangat penting bagi kegiatan perdagangan Hasanuddin juga menjalin persahabatan dengan Kerajaan Indrapura di Sumatera. Hubungan diplomatik ini diperkuat melalui pernikahan politik antara Maulana Hasanuddin dengan putri Raja Kerajaan Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf. Dia memimpin Kerajaan Banten dari tahun 1570-1580 M. Setelah Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580, tahta Kerajaan Banten dipegang oleh Maulana Muhammad, putranya yang berusia 9 Maulana Muhammad masih sangat muda, pemerintahan dijalankan oleh sebuah badan perwalian yang terdiri dari Kali Jaksa Agung dan 4 menteri. Badan ini berkuasa hingga Maulana Muhammad cukup umur untuk tahun 1596, Maulana Muhammad memimpin serangan serangan terhadap Kerajaan Palembang. Penyerangan bertujuan untuk melancarkan jalur perdagangan hasil bumi dan rempah-rempah dari Sumatera. Penyerangan tidak berhasil dan Maulana Muhammad Maulana Muhammad menyebabkan kosongnya takhta Kerajaan Banten. Karena Putra Maulana Muhammad, Abu Mufakhir masih berusia 5 bulan, pemerintahan dijalankan badan perwalian. Pada masa ini, armada dagang Belanda pertama kali tiba di Kerajaan Banten dan dipimpin oleh Cornelis de Mufakhir resmi menjalankan kekuasaan pada tahun 1596. Tahun 1638, khalifah Mekah memberikan gelar sultan pada Abu Mufakhir. Abu Mufakhir wafat pada tahun 1651. Putranya meneruskan pemerintahan Banten dengan gelar Sultan Abu Ma'ali Ahmad Rahmatullah, tetapi tidak lama kemudian dia Banten selanjutnya yakni Sultan Ageng Tirtayasa. Di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai kejayaan. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha keras mengusir kekuasaan armada dagang Belanda VOC dari Kerajaan Banten, namun usaha ini tahun 1671, Sultan Agung Tirtayasan mengangkat putra mahkotanya, Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji sebagai raja muda. Pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh Sultan Haji, sementara Sultan Agung Tirtayasa tetap Sultan Haji cenderung bersahabat dengan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyetujui hubungan ini. Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda Batavia dan akhirnya wafat pada budaya Kerajaan Banten tidak banyak. Namun demikian, pengaruh agama Islam dalam seni bangunan Banten dapat dilihat dari bangunan Masjid Agung Banten dan Kompleks Makam Raja-raja Banten di Kenari. nwy/pal Kerajaan Banten – Pada sekitar abad ke 16 berdirilah kerajaan Islam di Tatar Pasundan tepatnya di propinsi Banten Indonesia. Kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Banten yang hampir selama 3 abad mampu bertahan hingga mencapai kejayaan. Wilayah kerajaannya meliputi sebelah barat dari pantai Jawa sampai ke Lampung. Kesultanan Demak sangat berperan aktif dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Pada masa kejayaan pemerintahan Banten ini datanglah penjajah dari negara Eropa sambil menanamkan pengaruh buruknya. Perang antar saudara dan persaingan kekuatan global sering terjadi dalam memperebutkan sejumlah perdagangan dan sumber daya manusia. Selain itu ada rasa ketergantungan akan persenjataan sehingga melemahkan hegemoni kerajaan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik kerajaan Islam ini akhirnya runtuh sekitar tahun 1813 dengan dihancurkannya Istana Surosowan. Istana ini merupakan simbol kekuasaan kerajaan Islam Banten di Kota Intan. Pada masa-masa terakhir pemerintahannya raja-raja di Banten kedudukannya tidak lebih dari seorang raja bawahan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sejarah Kerajaan Banten Sekitar awal abad ke-16 Kerajaan Pajajaran yang beragama Hindu mempunyai bandar-bandar penting seperti Sunda Kelapa Jakarta, Banten dan Cirebon. Kerajaan Pajajaran ini mengadakan kerja sama dengan pemerintahan Portugis sehingga Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng dan kantor dagang di sini. Seluruh perekonomian di tanah Sunda Kelapa pada saat itu dikuasai oleh Portugis. Guna membendung pengaruh dari Portugis di wilayah Pajajaran ini Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak memberi perintah kepada Fatahilah. Fatahilah adalah panglima perang Demak diperintahkan menaklukkan bandar-bandar di Pajajaran sekitar tahun 1526. Akhirnya pasukan Fatahilah berhasil menguasai Banten dan merebut pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak saat itulah nama “Sunda Kelapa” diubah namanya menjadi “Jayakarta” atau “Jakarta” yang artinya kota kemenangan. Maka tanggal 22 Juni oleh pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai hari jadi kota Jakarta. Seluruh pantai utara di Jawa Barat akhirnya bisa dikuasai Fatahilah sehingga lambat laun agama Islam tersebar di seluruh Jawa Barat. Fatahilah kemudian menjadi ulama besar wali dengan memakai gelar Sunan Gunung Jati di Cirebon. Tahun 1552 putra dari Fatahilah yaitu Hasanuddin diangkat jadi penguasa Banten, sedangkan putranya yang lain Pasarean jadi penguasa di Cirebon. Fatahilah mendirikan pusat kegiatan keagamaan Islam di Gunung Jati Cirebon hingga akhirnya beliau wafat pada tahun 1568. Baca Juga Kerajaan Islam Aceh Raja-raja Kerajaan Banten Seperti halnya dengan kerajaan-kerajaan lain di tanah Jawa, raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Banten juga mengalami pergantian secara turun temurun. Raja-raja yang berkuasa di tanah Banten pasti mengalami pasang surut sendiri-sendiri. Berikut ini urutan raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Islam Banten Jawa Barat, yaitu 1. Sultan Hasanuddin Pada saat terjadi perebutan kekuasaan di Demak daerah Cirebon dan Banten masing-masing berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Demak. Akhirnya Cirebon dan Banten terlepas dari pengaruh Demak dan menjadi kerajaan berdaulat. Maka Sultan Hasanuddin akhirnya menjadi raja Banten pertama yang berkuasa selama 18 tahun yaitu 1552-1570 M. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin Kerajaan Banten berhasil menguasai Lampung Sumatra sebagai penghasil rempah-rempah. Selain itu Sultan Hasanuddin juga berhasil menguasai selat Sunda yang merupakan jalur utama perdagangan. Dibawah pemerintahan beliau pelabuhan Banten berhasil menjadi pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara di dunia. 2. Maulana Yusuf Merupakan putra Sultan Hasanuddin yang memerintah Banten dari tahun 1570 – 1580 M. Sekitar tahun 1579 Maulana Yusuf berhasil menaklukkan kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor sekaligus menyingkirkan rajanya Prabu Sedah. Ini mengakibatkan rakyat Pajajaran banyak yang mengungsi ke daerah pegunungan dan sampai sekarang dikenal sebagai orang-orang Baduy di Rangkasbitung Banten. 3. Maulana Muhammad Begitu Sultan Maulana Yusuf wafat putra beliau yang bernama Maulana Muhammad naik tahta saat usia 9 tahun. Karena Maulana Muhammad masih begitu muda maka pemerintahan dijalankan oleh Mangkubumi Jayanegara sampai beliau dewasa 1580-1596. Setelah memerintah selama 16 tahun, Sultan Maulana Muhammad akhirnya meninggal dalam pertempuran di Kesultanan Palembang pada usia ke-97 tahun. 4. Pangeran Ratu Abdul Mufakhir Dalam usia 5 bulan Pangeran Ratu akhirnya menjadi sultan Kerajaan Banten ke empat 1596-1651. Sambil menunggu pangeran dewasa untuk sementara pemerintahan dijalankan Mangkubumi Ranamanggala. Pada saat inilah pertama kali bangsa Belanda dengan pimpinan Cornelis De Houtman mendarat di daerah Banten tanggal 22 Juni 1596. 5. Sultan Ageng Tirtayasa Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1682 Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Sultan Ageng Tirtayasa selalu berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga tahun 1671 M. Beliau mengangkat putranya jadi raja pembantu bergelar Sultan Abdul Kahar Sultan Haji. Namun akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa merasa kecewa dengan Sultan Haji karena telah menjalin kerjasama dengan Belanda. Perang saudara akhirnya terjadi dan Sultan Haji meminta bantuan Belanda untuk menyerang Sultan Ageng Tirtayasa. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjara di Batavia hingga wafat tahun 1691 M. Baca Juga Kerajaan Majapahit Peninggalan Kerajaan Banten Selama pemerintahan berlangsung kurang lebih 3 abad lamanya kerajaan Islam di Banten ini telah meninggalkan beberapa bukti kejayaannya. Bukti-bukti peninggalan kerajaan inilah yang bisa menceritakan kalau di pulau Jawa pernah ada kerajaan Islam terbesar. Beberapa peninggalan kerajaan yang telah membuktikan kejayaan pada masa itu antara lain adalah 1. Masjid Agung Banten Bangunan Masjid ini merupakan bukti peninggalan dari Kerajaan Banten sebagai satu-satunya kerajaan Islam di Indonesia. Masjid tersebut dibangun tahun 1652 hingga kini masih berdiri kokoh dan terletak di desa Banten Lama, kecamatan Kasemen. Ini merupakan satu dari 10 masjid tertua yang ada di Indonesia sampai sekarang ini. 2. Danau Tasikardi Letaknya di sekitar Istana Kaibon dan merupakan danau buatan yang dibuat sekitar tahun 1570 – 1580 pada masa Sultan Maulana Yusuf. Luas danau Tasikardi dulu sekitar 5 hektar dan dilapisi dengan batu bata dan ubin. Fungsi dari danau ini dulu sebagai sumber mata air keluarga kerajaan dan saluran irigasi sawah di sekitar Banten. 3. Vihara Avalokitesvara Vihara ini sebagai salah satu bukti kalau pada jaman kerajaan Islam toleransi antar umat beragama tetap terjaga dengan baik. Tempat ibadah bagi umat Budha tersebut hingga saat ini masih terawat dan berdiri kokoh. Keunikan dari Vihara Avalokitesvara adalah pada dindingnya terdapat relief yang menceritakan legenda siluman ular putih. 4. Meriam Ki Amuk Di dalam benteng Speelwijk terdapat beberapa jenis meriam dan salah satu meriam yang paling besar ukurannya adalah meriam Ki Amuk. Meriam ini memiliki daya tembak yang sangat jauh dengan daya ledakan luar biasa. Ini merupakan hasil rampasan raja Banten terhadap Belanda pada masa perang. 5. Istana Dan Benteng Peninggalan sejarah Kerajaan Banten juga ada yang berupa Istana dan Benteng. Istana dan benteng tersebut ialah Istana Keraton Kaibon. Dulunya istana ini sebagai tempat tinggalnya Bunda Ratu Aisyah ibunya Sultan Syaifudin. Istana Keraton Surosowan. Istana ini merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai pusat pemerintahan Sultan Banten. Benteng Speelwijk. Benteng ini dibangun sebagai bentuk poros pertahanan maritim kekuasaan raja di masa lalu. Benteng Speelwijk ini dibangun pada tahun 1585 dengan ketinggian 3 meter serta memiliki mercusuar. Begitu banyak peninggalan sejarah kerajaan Islam di Banten ini yang wajib kita lestarikan. Ini semua membuktikan kalau raja-raja Banten pada masa pemerintahannya. Benar-benar sangat tangguh dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Selain itu juga sebagai bukti kalau raja-raja tanah Jawa dan rakyat pada masa itu sudah memerangi penjajah. Penutup Sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia Kerajaan Banten sejak dulu sudah membuktikan sebagai negara anti penjajah. Mereka bersatu padu dengan rakyat berusaha mengusir penjajah dari tanah air tercinta ini. Meskipun banyak yang harus mereka korbankan dan mereka berikan buat negara kesatuan tercinta ini. Namun mereka tetap semangat pantang menyerah hingga bisa mengusir penjajah dari negeri ini. Kita sebagai pewaris tunggal negara tercinta Indonesia harusnya lebih bisa menjaga keutuhan dan kesatuan agar tidak mudah untuk dipecah belah. Banyak hal yang bisa kita contoh dan kita peroleh dari masa-masa kejayaan raja-raja tanah Jawa di Indonesia ini. Kerajaan Banten

jayakarta sebagai vasal kerajaan banten dibawah pemerintahan